Tren plant-based lifestyle semakin populer, bukan hanya sebagai diet, tetapi sebagai gaya hidup penuh kesadaran. Fokusnya adalah mengurangi atau menghindari produk hewani demi kesehatan, lingkungan, dan etika.
Penelitian menunjukkan diet berbasis tumbuhan dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Selain itu, gaya hidup ini membantu mengurangi jejak karbon, karena industri peternakan merupakan salah satu penyumbang emisi terbesar.
Restoran dan brand makanan cepat saji mulai mengadaptasi tren ini. Menu vegan burger, susu nabati, hingga keju dari kacang kini mudah ditemukan. Konsumen semakin dimanjakan dengan pilihan sehat tanpa mengorbankan rasa.
Banyak selebriti dan atlet juga mempromosikan gaya hidup plant-based. Mereka mengklaim bahwa diet ini memberi energi lebih stabil dan pemulihan tubuh lebih cepat.
Namun, masih ada tantangan. Tidak semua orang siap meninggalkan produk hewani, baik karena budaya maupun kebiasaan. Selain itu, produk plant-based olahan kadang lebih mahal dibanding makanan biasa.
Meski begitu, edukasi terus berkembang. Buku, film dokumenter, dan influencer membantu memperluas kesadaran akan manfaat gaya hidup ini.
Plant-based lifestyle juga tidak harus ekstrem. Banyak orang menerapkannya secara fleksibel, seperti meatless Monday atau mengurangi daging secara bertahap.
Gaya hidup ini membuktikan bahwa pilihan makanan bisa menjadi bagian dari solusi krisis kesehatan dan lingkungan global.