Fenomena Workcation (kombinasi bekerja dan berlibur) dan gaya hidup Digital Nomad telah menemukan rumah baru di Asia Tenggara, dengan Bali (Indonesia) dan Phuket (Thailand) menjadi dua hub paling populer. Kedua lokasi ini menawarkan perpaduan unik antara biaya hidup rendah, komunitas yang suportif, dan estetika alam yang menarik.
Daya tarik utama Bali dan Phuket bagi para digital nomad adalah infrastruktur internet yang memadai dan visa yang relatif akomodatif yang memungkinkan masa tinggal lebih lama bagi pekerja jarak jauh. Lingkungan yang indah, mulai dari pantai hingga sawah, menyediakan latar belakang yang ideal untuk meningkatkan keseimbangan hidup dan kerja (work-life balance).
Kehadiran komunitas digital nomad yang mapan juga menciptakan ekosistem yang mendukung, dengan banyaknya ruang kerja bersama (co-working space), kafe dengan Wi-Fi cepat, dan acara-acara networking. Ini membantu para pekerja lepas dan profesional jarak jauh merasa terhubung dan tidak terisolasi.
Secara ekonomi, budaya workcation ini memberikan dorongan signifikan bagi sektor pariwisata dan ekonomi lokal di Bali dan Phuket. Namun, ia juga menimbulkan tantangan terkait lonjakan harga sewa properti dan potensi ketegangan sosial dengan penduduk lokal, yang menuntut pemerintah daerah untuk menyeimbangkan kepentingan ekonomi dengan keberlanjutan sosial budaya.
Intisari: Bali dan Phuket menjadi Hub Digital Nomad karena menawarkan biaya hidup rendah, infrastruktur internet memadai, dan latar alam yang indah, mendukung gaya hidup Workcation; Ini memberi dorongan ekonomi lokal tetapi memicu tantangan sosial dan harga properti.
